download berkas ini untuk kepentingan praktikum farmasetika 1
http://www.4shared.com/office/Kyo8Asvt/file.html
http://www.4shared.com/office/M0n7kcvp/file.html
http://www.4shared.com/office/RP3UF8H0/file.html
Minggu, 25 Maret 2012
KARTU KONTROL
download berkas ini untuk kepentingan praktek farmasetika 1
http://www.4shared.com/office/Kyo8Asvt/file.html
http://www.4shared.com/office/M0n7kcvp/file.html
http://www.4shared.com/office/RP3UF8H0/file.html
http://www.4shared.com/office/Kyo8Asvt/file.html
http://www.4shared.com/office/M0n7kcvp/file.html
http://www.4shared.com/office/RP3UF8H0/file.html
Sabtu, 24 Maret 2012
Senin, 19 Maret 2012
SEDIAAN GALENIKA
berikut materi tentang sediaan galenika
http://www.ziddu.com/download/18918712/GALENIKA2.pdf.html
tugas :
1. cari gambar alat dari macam-macam proses ekstraksi
2. uraikan mekanisme kerja dari kesemua alat tersebut
3. tuliskan kriteria bahan/sampel/simplisia yang sering digunakan dalam setiap proses ekstraksi tersebut
buat dalam bentuk paper dan dikumpul di minggu pertama bulan april..
http://www.ziddu.com/download/18918712/GALENIKA2.pdf.html
tugas :
1. cari gambar alat dari macam-macam proses ekstraksi
2. uraikan mekanisme kerja dari kesemua alat tersebut
3. tuliskan kriteria bahan/sampel/simplisia yang sering digunakan dalam setiap proses ekstraksi tersebut
buat dalam bentuk paper dan dikumpul di minggu pertama bulan april..
Minggu, 18 Maret 2012
PENGANTAR SEDIAAN SUSPENSI
Suspensi
adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Suspensi terdiri dari beberapa
jenis yaitu :
1.
Suspensi Oral
adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukkan untuk penggunaan
oral.
2.
Suspensi Topikal
adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
3.
Suspensi Optalmik
adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi
dalam cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
4.
Suspensi tetes
telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang
ditujukkan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
5.
Suspensi untuk
injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
6.
Suspensi untuk
injeksi terkontinyu adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai
untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril
setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.
B. Stabilitas Suspensi
Salah satu problem yang
dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan
partikel serta menjaga homogenitas dari pertikel. Cara tersebut merupakan salah
satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi stabiltas suspensi adalah :
1. Ukuran Partikel
Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut
serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antar luas penampang dengan daya tekan keatas merupakan
hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran partikel maka semakin kecil luas
penampangnya.
2. Kekentalan / Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan
tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil).
Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum ” STOKES”
Ket :
V = Kecepatan Aliran
d = Diameter Dari
Partikel
p = Berat Jenis Dari Partikel
p0 = Berat Jenis Cairan
g = Gravitasi
Å‹ = Viskositas Cairan
3 .Jumlah Partikel / Konsentrasi
Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka
partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut.
Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh
karena itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan
partikel dalam waktu yang singkat.
4. Sifat / Muatan Partikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran
bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi
interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.
Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan
penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut.
Bahan-bahan pengental ini sering
disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat mudah
berkembang dalam air (hidrokoloid).
Bahan pensuspensi atau suspending
agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
1. Bahan pensuspensi dari alam.
Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom /
hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran
tersebut membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya
mucilago maka viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas
suspensi. Kekentalan mucilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses
fermentasi bakteri.
a. Termasuk golongan gom :
Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus,
Tragacanth , Algin
b. Golongan bukan gom :
Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.
2. bahan pensuspensi sintesis
a. Derivat Selulosa
Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil
selulosa.
b.Golongan organk polimer
Contohnya : Carbaphol 934.
C. Cara Mengerjakan
Obat Dalam Suspensi
1. Metode pembuatan suspensi :
Suspensi dapat dibuat dengan cara :
Metode Dispersi
Metode Precipitasi
2. Sistem pembentukan suspensi :
Sistem flokulasi
Sistem deflokulasi
Secara umum sifat-sifat dari
partikel flokulasi dan deflokulasi adalah :
a. Deflokulasi
Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain.
Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing patikel mengendap terpisah
dan ukuran partikel adalah minimal.
Sediaan terbentuk lambat.
Diakhir sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi.
b.Flokulasi
Partikel merupakan agregat yang basa
Sedimentasi terjadi begitu cepat
Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi
kembali seperti semula.
D.Formulasi suspensi
Membuat suspensi stabil secara fisis ada 2 kategori :
Pada penggunaan ”Structured
Vehicle” untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi Structured Vehicle,
adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain.
Penggunaan prinsip-prinsip
flokulasi untuk membentuk flok, meskipun terjadi cepat pengendapan, tetapi
dengan pengocokan ringan mudah disuspensikan kembali.
Pembuatan suspensi sistem
flokulasi ialah :
1. Partikel diberi zat pembasah
dan dispersi medium.
2. Lalu ditambah zat
pemflokulasi, biasanya berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer.
3. Diperoleh suspensi flokulasi
sebagai produk akhir.
4. Apabila dikehendaki agar flok
yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah Structured Vehicle.
5. Produk akhir yang diperoleh
ialah suspensi flokulasi dalam Structured Vehicle
E.Penilaian Stabilitas Suspensi
1. Volume sedimentasi
Adalah Suatu rasio dari volume
sedimentasi akhir (Vu) terhadap volume mula mula dari suspensi (Vo) sebelum
mengendap.
2. Derajat flokulasi.
Adalah Suatu rasio volume
sedimentasi akhir dari suspensi flokulasi (Vu) terhadap volume sedimentasi
akhir suspensi deflokulasi (Voc).
3.Metode reologi
Berhubungan dengan faktor
sedimentasi dan redispersibilitas, membantu menemukan perilaku pengendapan,
mengatur vehicle dan susunan partikel untuk tujuan perbandingan.
4.Perubahan ukuran partikel
Digunakan cara Freeze-thaw
cycling yaitu temperatur diturunkan sampai titik beku, lalu dinaikkan sampai
mencair kembali. Dengan cara ini dapat dilihat pertumbuhan kristal, yang pokok
menjaga tidak terjadi perubahan ukuran partikel dan sifat kristal.
Sumber :
1. Soetopo. Seno, dkk. 2001. Teori Ilmu Resep. Jakarta
2. Anief. Moh. 2000. Farmasetika.
Gajah Mada University Press : Yogyakarta
3. Lahman. L, dkk.1994. Teori
dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. UI Press : Jakarta
Jumat, 16 Maret 2012
PENGANTAR SUSPENSI AKFARYASI
berikut bahan perkuliahan materi pengantar dasar suspensi..
so pelajari dengan baik...metode : diskusi
so pelajari dengan baik...metode : diskusi
http://www.ziddu.com/download/18889033/Suspensi.pdf.html |
FARMASI-istilah mihi ipsi
dalam membaca sebuah resep terkadang kita menemukan beberapa istilah dalam bahasa latin yang kurang lazim digunakan seperti kata "mihi ipsi"
arti dari mihi ipsi adalah untuk diri saya sendiri..artinya bahwa obat yang diresepkan tersebut akan digunakan oleh dokter penulis resep sendiri....
olehnya jangan pernah menuliskan kata mihi ipsi di label atau etiket obat, namun tuliskanlah nama dokter penulis resep tersebut
semoga bermanfaat.
arti dari mihi ipsi adalah untuk diri saya sendiri..artinya bahwa obat yang diresepkan tersebut akan digunakan oleh dokter penulis resep sendiri....
olehnya jangan pernah menuliskan kata mihi ipsi di label atau etiket obat, namun tuliskanlah nama dokter penulis resep tersebut
semoga bermanfaat.
Langganan:
Postingan (Atom)